
Sewaktu masih bertugas di Tanjung Balai Karimun, saya pernah menulis sebuah artikel tentang desa wisata. Di Karimun ada sebuah desa yang memiliki pemandangan eksotik dan kaya dengan sejarah budaya Melayu, namanya Desa Pulau Tulang. Saya membayangkan desa Tulang akan menjadi kawasan wisata terpadu dengan mengandalkan ragam budaya Melayu, taman bunga dan permainan tradisionalnya (http://karimun-bangkit.blogspot.com) sehingga menjadi ikon budaya bagi pariwisata di Kabupaten Karimun.
Ternyata bayangan itu saya temukan di Nong Nooch, sebuah desa indah yang menjadi obyek wisata andalan Thailand. Terletak tidak jauh dari Pattaya, sekitar 15 km arah tenggara.
Nong Nooch dalam bahasa Thai dibaca ‘nong nut’ artinya Gadis Manis. Dan memang Nong Nooch Village semanis namanya.
Memasuki kawasan wisata ini kami disuguhi pemandangan indah beranka ragam bunga. Sepanjang jalan dari batas desa sampai ke lokasi wisata (pentas tari tradisional dan pertunjukan gajah) warna-warni bunga menghiasi sepanjang jalan. Beraneka ragam jenis bunga, dari bogenvil, anggrek, kamboja, dan entah bunga apa lagi saya tidak terlalu hafal namanya. Yang jelas berwarna-warni dan indah dipandang.
Setelah bis berhenti, kami mendapatkan pemandangan indah bangunan yang dibuat dari kumpulan benda mirip guci atau semacamnya yang disusun membentuk aneka bangunan, hiasan taman, gajah, tuk-tuk dan banyak lagi. Tersusun dengan begitu indah. Di sini juga ada binatang-binatang yang jinak disiapkan untuk foto bersama. Ada burung, orang utan, monyet, sampai anak harimau. Di bagian belakang ada kebun anggrek dan aneka bunga yang sangat indah dan tertata rapi. Luasnya mencapai 2 hektar. Jadi pengunjung bisa dengan puas menikmati pemandangan aneka bunga.
Menuju rumah tradisional Thai dan tempat pementasan tari, kami juga disuguhi pemandangan aneka bunga. Sekali lagi sangat menakjubkan. Taman bunga yang terhampar begitu luas dan indahnya. Saya membayangkan seperti di negeri Belanda yang banyak bunga tulipnya. Para wisatawan memilih tempat mereka untuk berfoto dengan background aneka bunga pilihan masing-masing.
Acara pentas seni segera dimulai. Kami bergegas menuju tempat tersebut.
Sebagai tari pembuka seperti layaknya tari persembahan. Ada puluhan penari yang tampil dengan busana tradisional mereka. Ada seorang putri di tengah-tengah para penari lain. Seni tradisional ini ingin menunjukkan ragam dan kekayaan budaya Thailand, buktinya disana ada barongsai dan ada wayang, sebuah perpaduan budaya asia bagian utara dan selatan.
Selanjutnya berbagai ragam budaya ditampilkan. Mulai dari Thai Boxing, pertunjukan tabuh bedug yang sangat rancak (jadi teringat rampak kendang-nya jawa Barat) sampai berbagai jenis dari pergaulan muda-mudi Thailand. Yang tidak kalah menarik adalah figthing show yang menampilkan perang tradisional, ada yang dengan pedang, tangan kosong, toya, boxing sampai perang gajah.
Menyaksikan tari tradisional ini membuat saya menikmati perjalanan wisata ini. Ternyata Thailand tidak hanya mengandalkan woman show atau show-show yang banyak kita temukan di Pattaya saja, melainkan juga kekayaan ragam budaya yang memikat. Setelah menikmati sajian tari tradisional kami menuju tempat pertunjukan gajah dan kemudian makan siang di restoran yang tidak jauh dari sini. Masih di Nong Nooch Village, sebuah desa dengan sejuta pesona.
No comments:
Post a Comment