
Sebenarnya saya tidak termasuk yang akan ikut serta mengikuti wisata yang diselenggarakan oleh Indosat Regional Jawa Tengah dan DIY ini. Begitulah pengumuman yang disampaikan Head of Branch pada rapat para koordinator beberapa waktu lalu bahwa Manajemen memberikan reward kepada para Head of Reps se-regional ini untuk tur ke Bangkok bersama mitra media. Saya tidak termasuk yang disebutkan karena baru 2 bulan menjadi Kareps di Pekalongan ini. Dan karena ini reward, maka yang berhak adalah pejabat sebelum saya.
Namun saya terkejut ketika pada rapat para koordinator berikutnya disebutkan bahwa saya termasuk yang ikut serta dalam wisata ini, termausk juga mantan Kareps yang saya gantikan, Pak Ulung Prijowibowo.
Paket wisata yang dipandu oleh Janesak Travel Bangkok ini sangat menarik.
Hari pertama, keluar dari bandara internasional Suvarnabhumi dan memasuki kota Bangkok kami diajak makan malam di restoran D’Jit Pochana. Suguhan menu spesial Tom Yam dengan rasa yang mak nyuss membuat kami merasa di negeri sendiri. Kuahnya yang pas pedasnya, kaylan, ayam goreng dan sup hangat yang menjadi santapan kami malam itu menghilangkan rasa lapar yang belum hilang walaupun sudah makan di pesawat. Maklum, menu di pesawat yang ’hanya’ kentang dan lauk ayam, belum mengenyangkan. Kalau belum makan nasi ya belum makan…. Begitu istilah kami. Maka dari itu sajian D’Jit Pochana menjadi makanan yang berkesan pada malam pertama di Bangkok. Setelah itu kami mampir ke pasar malam Suan Lum Bazaar sebelum check-in di Grand Mercure Hotel, Park Avenue, tempat menginap kami malam itu.
Suan Lum adalah sebuah pasar tradisional yang menjajakan berbagai suvenir khas Thailand. Suasananya mengingatkan kita dengan Pasar Johar di Semarang. Selain bisa belanja, pengunjung juga bisa menikmati makanan di sebuah Pujasera (pusat jajan serba ada) yang ada di tengah pasar ini. Disini juga ada hiburan live music untuk menyertai pengunjung yang sedang menikmati makanan yang disajikan.
Pagi harinya kami mengunjungi Grand Palace, istana raja dibangun sejak tahun 1782 M, namun saat ini sudah tidak menjaditempat tinggal raja dan keluarganya. Isana ini hanya menjadi tempat pertemuan dan peristirahatan para tamu. Sedangkan istana raja sendiri tidak diperbolehkan untuk kunjungan wisatawan.
Kami juga mengunjungi Emerald Budha, kuil terbesar yang menjadi kebanggaan warga Bangkok dan masih terletak di lingkungan Grand Palace. Disana para wisatawan bisa melakukan persembahan kepada Budha yang patungnya terbuat dari emerald warna biru, mngambil air suci atau hanya sekedar melihat-lihat kuil yang bertahtakan perhiasan. Disini pula para raja biasanya melakukan sembahyang.
Dari Grand Palace, kami jalan kaki menuju dermaga tempat berlabuhnya boat untuk menyusuri sungai Chao Phraya. Di atas perahu motor inilah kami melihat pemandangan kota Bangkok dan bangunan-bangunan yang berjajar di pinggir sungai. Ada banyak kuil besar, rumah sakit megah dan kampus yang terlihat di sepanjang sungai ini. Istana The Grand Palace juga terlihat begitu indah dari atas perahu ini. Kemudian dengan diantar nahkoda boat yang disampingi istrinya, kami menuju Wat Arun, kuil yang dengan candi yang menjulang tinggi mirip Prambanan. Disinilah kami banyak menghabiskan Baht untuk membeli oleh-oleh untuk temana dan kerabat.
Setelah berbelanja kami kembali naik perahu motor yang sudah menunggu menuju Wan Fah Restaurant untuk makan siang. Masakan khas chinese food dan hidangan buah-buahan menyegarkan kembali stamina kami yang hampir habis untuk berjalan-jalan mendaki candi Wat Arun dan berburu suvenir.
Selesai makan siang kami menuju arah Pattaya. Letaknya kurang lebih 240 km dari Bangkok dan ditempuh dalam waktu kurang lebih 3 jam.
Dalam perjalanan ke Pattaya, pemandu mengajak kami singgah di Gems Gallery, show room permata terbesar di Thailand. Suguhan mengesankan saat kami diajak naik kereta ke dalam gua dan mengikuti diorama pplus audio visual proses pengolahan permata. Kemasan sajian yang luar biasa membuat kami terkagum-kagum, bukan hanya kepada keelokan permata, namun juga penyajian cerita yang sangat menarik dan mengesankan. Di akhir rute Gems Gallery, kami diajak melihat secara langsung workshop pengolahan permata dan pameran aneka rupa permata, zamrud, berlian, jade dan logam mulia lain yang menakjubkan.
Agenda malam hari ini di Pattaya adalah ke Hard Rock Café Pattaya, foto-foto di pantai, makan malam restoran Grand Pattaya Hotel, menonton Cabaret Show di Alcazar bagi yang mau, menonton Model Show, jalan-jalan di Big-C supermarket lalu check-in ke Mercure Pattaya, tempat kami menginap malam itu.
Sebelum tidur, kami sempat jalan-jalan ke Walking Street, naik Tuk-tuk yang menjadi kendaraan suttle dari hotel ke jalan raya, dan membeli suvenir kecil yang bisa dibawa. Sebagian yang lain pergi menonton pertunjukan yang banyak tersedia di komplek wisata yang terkenal ini.
Esok harinya, setelah makan pagi di hotel, kami menuju Nong Noach Village. Sebelumnya singgah sebentar di Treprasit Project Co. Ltd, yakni sebuah perusahaan pengolahan madu, Bee Pollen dan Royal Jelly. Oleh pramuniaga disana kami dijelaskan proses pembuatan madu, khasiat madu, bee pollen dan royal jelly. Hampir semua anggota rombongan tertarik membeli produk ini setelah mencoba dan dijelaskan khasiatnya.
Di Nong Noach Village, kami mendapat pertunjukan seni tradisional Thailand, tarian, atraksi bedug dan Thai Boxing serta pertunjukan gajah sampai makan siang.
Setelah makan siang dan sholat, kami melanjutkan perjalanan menuju Sri Racha Tiger Zoo.
Disana peserta tur diajak menikmati suguhan atraksi-atraksi menarik dari berbagai jenis biantang. Ada Tiger Show, Crocodile Show dan Pig Racing. Disini juga ada Tiger Education Centre dan Crocodile Education Centre, tempat pendidikan bagi para singa dan buaya dalam belajar melakukan atraksi. Ada juga pertunjukan babi yang terampil dalam menghitung.
Dari Sri Racha Zoo rombongan melanjutkan perjalanan ke arah Bangkok. Kurang lebih satu jam sebelum sampai Bangkok, kami mampir di tempat pembelian makanan khas Thailand. Ada aneka kripik dari buah-buahan. Hidangan kelapa bakar yang manis dan harum menjadi pengobat rasa haus di tengah terik matahari Suchumvit Highway.
Menjelang petang, saatnya kami melanjtkan perjalanan menuju kota Bangkok. The Royal Dragon adalah sasaran berikutnya. Di Restoran terbesar di dunia versi Guiness Book of Records tahun 1992 inilah kami akan menikmati makan malam. Tepat jam 19.00 waktu setempat kami menikmati hidangan masakan khas Cina yang menggoyang lidah. Di samping hidangan yang lezat kami juga kagum dengan pelayanan yang atraktif. Selengkapnya baca “The Royal Dragon, Pelayan ber-flying-fox dan Sepatu Roda.”
Agenda terakhir malam ini adalah jalan-jalan di salah satu kawasan Mall terbesar di Bangkok. Tepatnya di MBK. Tidak jauh dari sini juga ada Siam Square dan Hard Rock Bangkok. Masih ada beberapa suvenir yang bisa kami bawa untuk melengkapi oleh-oleh sebelum akhirnya kami kembali ke Hotel Grand Mercure, tempat pertama kami menginap di ibukota negaranya Dr. Thaksin ini.
Malam terakhir kami habiskan untuk mengemas barang-barang yang sebagian besar tidak muat lagi masuk ke dalam koper yang kami bawa. Travel-bag para peserta rata-rata sudah ‘beranak’ karena banyaknya bawaan tambahan berupa suvenir dan oleh-oleh lain.
Esok hari, ketika matahari belum lagi terbit, kami telah berkumpul di bis untuk menuju bandara dan bersiap pulang kembali ke negara tercinta, Indonesia.
Koppun Krap Bangkok…. Koppun Krap, Indosat.
No comments:
Post a Comment